Kamis, 06 November 2014

Visi, Inovasi, Kreasi lahir dari kelemahan dan penderitaan

Visi, inovasi, kreasi, tritunggal yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Sekecil apapun skala usahanya, pasti ada tujuan dalam setiap kegiatan manajemen yang dilakukan yang dilakukan demi terwujudnya Visi. Dalam kaitannya dengan manajemen strategis di era yang sangat dinamis ini, visi berperan sebagai pengendali laju, pun sebagai 'driving force' bagi setiap perencanaan kegiatan manajemen yang akan dilakukan. Inovasi dan kreasi menjadikan usaha yang dijalani tetap eksis, serta mampu menjawab kebutuhan konsumen.

Pada kenyataannya kita menemukan bahwa visi, inovasi kreasi perusahaan merupakan suatu turunan dari visi, inovasi, kreasi seorang leader. A visionless leader akan melahirkan visionless employee. Sebaliknya seorang pemimpin yang visioner tahu kemana ia akan pergi dan mampu membawa dirinya dan orang-orang yang ia pimpin menuju arah yang tepat. Visi juga yang akan menjadi landasan seseorang berinovasi dan berkreasi.

Salah satu kemampuan basic seorang leader adalah kemampuannya untuk melihat gambar besar kebutuhan yaitu kebutuhan yang ada di masyarakat, di lingkungannya yang juga menjadi kebutuhannya. Perlu kita ingat bahwa visi selalu lahir dari keadaan yang sulit, penuh dengan kelemahan dan penderitaan bahkan kekurangan. Tidak akan pernah lahir seorang Mahatma Gandhi dan pemikirannya jika tidak pernah ada penjajahan di India. Tidak akan lahir Martin Luther King Jr dan kharismanya jika tidak pernah ada diskriminasi ras di Amerika. Tidak akan pernah kita kenal Mark Zuckerberg dan inovasinya jika tidak pernah ada kerinduan bertemu seseorang yang terpisah jarak dengan kita.


Chairman CT Corpora, Bapak Chairul Tanjung pernah berkata "saya adalah akumulasi dari apa yang saya lakukan di masa lalu." Keteguhan dan keuletan beliau untuk menjalankan visinya di masa lalu menjadikan beliau menikmati hasilnya di masa kini dan mendatang. Kalau kita baca di buku biografi beliau yang berjudul Si Anak Singkong, kita menemukan kenyataan awal kehidupan Pak CT ketika masih berstatus pelajar dan mahasiswa, tidak begitu menyenangkan untuk anak seusianya kala itu. Banyak keterbatasan fasilitas, kesusahan hidup, kekurangan biaya bahkan yang beliau alami. Namun dari situlah muncul suatu pemahaman yang tajam mengenai permasalahan masyarakat, terutama dalam hal kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan. Pak CT belajar secara langsung dari pengalamannya, dan dari pengalamannya itulah beliau melahirkan sebuah Visi yang bertajuk Visi Indonesia 2030, sebuah pandangan mengenai keadaan bangsa Indonesia yang sudah masuk ke jajaran negara maju tahun 2030. Tidak heran jika beliau dipercaya menjadi Ketua Komite Ekonomi Nasional dan sempat menjadi Menko Perekonomian pada akhir masa pemerintahan SBY.

Jika saat ini mungkin belum menemukan apa visi yang akan kita kerjakan, mari lihat permasalahan yang kita hadapi. Siapa tahu Tuhan memang sengaja menaruh berbagai kesulitan di hidup kita agar kita belajar secara langsung sehingga mampu mengenali sebuah permasalahan dengan baik dan memberikan solusi terbaik yang bermanfaat bagi orang lain. Pemimpin dengan visi yang tajam melahirkan inovasi dan kreasi yang tepat serta menginspirasi panyak orang- Selamat Berkarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar